SULTAN RAKYATULLAH

SULTAN RAKYATULLAH


Sultan Rakyatullah merupakan keturunan ke-10 dari Lambung Mangkurat dan juga keturunan ke-10 dari pasangan Puteri Junjung Buih dan Maharaja Suryanata. Maharaja Suryanata (nama lahir Raden Putera) dijemput dari Majapahit sebagai jodoh Puteri Junjung Buih (saudara angkat Lambung Mangkurat).

Ayahanda Sultan Rakyatullah adalah Sultan Mustainbillah/Marhum Panembahan (raja Banjar IV), sedangkan ibundanya merupakan seorang selir yang berasal dari suku Jawa.

Ia dilahirkan ketika keraton berada di Tambangan. Terlahir dengan nama Raden Halit (Tahalidullah), kemudian setelah menikah disebut Pangeran Tapesana, sebagai anak Sultan kemudian ia menjadi dipati (anggota senior Dewan Mahkota) sehingga dikenal dengan nama Pangeran Dipati Tapesana dengan panggilan singkat Dipati Tapesana, bahkan masih sering juga dipanggil dengan sebutan Dipati Halit, nama semasa muda.

 Setelah menduduki jabatan mangkubumi ( kepala pemerintahan) ia memakai gelar Pangeran Dipati Mangkubumi dengan panggilan singkat Dipati Mangkubumi atau Pangeran Mangkubumi.

Pangeran Tapesana menikah dengan Andin Hayu binti Dipati Ngganding (adipati Kotawaringin). Kemudian pasangan ini memperoleh anak yaitu Raden Hangkut dan Puteri Samut. Raden Hangkut ini ketika ayahnya dilantik menjadi mangkubumi mendapat nama baru Raden Surya. Ketika ayahnya dilantik menjadi Sultan Rakyatullah, Raden Surya ini mendapat gelar baru Pangeran Aria Wiraraja. Kelak Pangeran Aria Wiraraja dilantik sebagai mangkubumi pada masa kekuasaan Sultan Agung/Pangeran Suryanata II/Pangeran Dipati Anom II (nama lahir Raden Kasuma Lalana).

Sedangkan Puteri Samut, kemungkinan orang yang sama dengan Puteri Galuh Hasanah yang menikah dengan Ratu Amas/Pangeran Mas dipati, raja Kotawaringin II.

Pangeran Tapesana juga menikah dengan Nyai Mas Tapi binti Kiai Naladipa (seorang menteri kerajaan). Pasangan ini dianugerahi puteri yaitu Puteri Kumkuma. Kemudian Puteri Kumkuma menikah dengan Pangeran Dipati Wiranata (nama lahir Raden Balah) bin Panembahan di Darat/Pangeran di Darat/Pangeran Dipati Anom I. Pasangan ini memperoleh seorang puteri dinamakan Gusti Cabang. 

Gusti Cabang merupakan urutan kelahiran cicit Marhum Panembahan yang ke-10, ketika Marhum Panembahan mangkat usianya baru 40 hari. Gusti Cabang menikah dengan Raden Buyut Kasuma Banjar bin Pangeran Dipati Kasuma Mandura (nama lahir Raden Kasuma Taruna) bin Panembahan di Darat dan memperoleh seorang puteri yaitu Puteri Piting. (Bersambung)


Related Posts