Sekar Katjang

Kêmbang-kacang maknanira
Gunung Tursina satuhu
kang ngawruhi lakunipun
lumêbu myang mêdalira
ing napas kang mêtu ngirung
dadya tandhaning kawula
lawan Gustinira iku.
Pepeling yen lakuning napasira
Mlebu lan metune hywa saka grana
Grana, napas lan hawa mono mung kacipta dening Hwyang Kawasa
Ya kaya mangkono uga lakuning Gusti ing uripmu, lan uripmu marang Gusti
Satuhu nyawiji, manunggal lan urip
Kamangka urip kuwi kudu urub
 

Kembang Kacang  atau Telale Gajah atau Akar Kacang adalah nama bagian yang terlihat seperti bunga kacang atau Belalai Gajah. Di Semenanjung Malaya, Brunei, Sarawak, Sabah, Palembang, Pontianak, dan Riau, bagian ini disebut belalai gajah. Bunga kacang adalah salah satu fragmen kepala, yang selalu menempel di puncak Gandik di depan sor-soran di bagian atas. Bunga kacang biasanya memiliki jalen di bawah lengannya. Di bawahnya biasanya terdapat lambe gajah dan jalu memet.

Tidak semua Keris memiliki bunga kacang. Banyak juga keris yang tidak menggunakan Kembang Kacang atau bunga kacang, Keris yang tidak mempunyai kembang kacang disebut keris gandik Lugas atau gandik polos.
Meskipun bentuknya biasanya sama, ada banyak variasi dalam bentuk bunga kacang, yaitu: nguku bima, pogok, gula milir, malik atau bungem, nyunti atau nggelung wayang dan ghatra, sedangkan bunga kacang yang patah atau bunga kacang yang rusak, biasa disebut pugut

 Ragam Bentuk Kembang Kacang

Dalam sejarah perkerisan, perkembangan keris yang menggunakan ricikan bunga kacang atau kembang kacang baru muncul setelah era Segaluh, dan mempunyai bentuk sempurna yang baru ditemui diera tangguh Jenggala. Keris era Buda ataupun sebelum era Buda (Purwacarita) tidak ada yang menggunakan bunga kacang, kembang kacang atau sekar kacang, Karena keris diera ini hanya memiliki bentuk yang sangat sederhana sekali.









 

 

 
Related Posts